Thursday, September 23, 2004

Kembalinya generasi pesta, buku dan cinta

Generasi ini merupakan hasil dari pembungkaman dan pembodohan besar-besaran yang dilakukan pada mahasiswa Indonesia pada zaman NKK-BKK. Mereka waktu itu manut saja pada suapan kemanjaan dan terlena dalam budaya hedonisme yang sengaja disebarkan untuk melemahkan mereka dari perannya sebagai generasi muda yang aktif, jeli dan kritis. Mereka saat itu melepaskan fungsi kontrol sosial dan peran sebagai agent of change dengan bersikap sebebas-bebasnya dengan mengusung semboyan pesta, buku dan cinta (a’udzubillah..).
Tapi apa yang mereka lakukan sekarang? Saat mahasiswa muda kita telah berhasil menggerakkan lokomotif reformasi, mereka buru-buru menguasai semua lini. Padahal, mereka bukan unsur perubah yang mempunyai visi yang bersih. Kita tidak tahu apakah mereka benar-benar peduli. Mungkin mereka sudah bertaubat? Semoga saja begitu. Karena bila tidak.. negara ini ada dalam titik bahaya
Yang jelas, ada kekhawatiran besar kita, bahwa mereka akan mewariskan atau malah melestarikan kembali budaya pesta buku dan cinta yang telah merusak bangsa. Generasi ini ada sekitar tahun 60 akhir - 80 awal. Mereka menjadi pengkonsumsi pertama westernisasi kultur dan mengagung-agungkan budaya barat dengan menjadi budak yang setia.
Merekalah yang pertama kali memproduksi tayangan film/foto/media semi porno (atau porno). Mereka juga yang dan menjadi pelaku pertama korupsi, kolusi dan nepotisme untuk memuaskan kebutuhan mereka akan kemewahan. Mereka melakukan konsumsi berlebihan, menghabiskan cadangan sumber daya hayati dan sumber daya non hayati dan menjadi penjual pertama aset negara (bahkan dengan rasio yang idiot-lihat freeport-).
Generasi yang datang sesudahnya terselamatkan dengan keprihatinan yang tinggi akan da’wah untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari kehancurannya. Tapi Indonesia tidak akan pernah sama lagi. Penulis mendengar penuturan tentang generasi bersih yang Islami yang menjadi pejuang penegakan kemerdekaan (M. Hatta, M. Natsir, Bung Tomo dll) dan membebaskan negeri dari penjajahan. Yang dengan kebersihannya itu menegakkan Indonesia sebagai negara besar yang berdaulat penuh.
Tapi yang datang setelah mereka adalah generasi yang terbuai dalam berbagai kemudahan. Yang mengambil hutang yang besar, melakukan perampokan besar besaran (dalam bentuk korupsi, kolusi dan nepotisme), merusakkan bangsa dengan budaya hedonisme yang keterlaluan dan hampir asusila.
Lalu.. mereka sekarang masih ingin berkuasa. Hahaha!! Jawabannya tidak, tentu.. Kami yang masih muda akan selalu mengingatkan anda-anda. Awas saja kalau sampai melakukan kesalahan yang sama. Anda-anda tidak akan mempunyai kesempatan sedikitpun. Saksikan kami generasi yang masih sangat muda ini, yang akan menghentak dan menghukum anda yang mencoba menjerumuskan kembali negara ini. Kalian kira reformasi sudah mati? Tidak!! Masih ada kami. Dan kami tidak bisa mati. Kami adalah generasi yang memiliki pewarisan visi yang kokoh.
What ever u do… we’re watching…
and we’ll do something.. something that u most fear… saying the truth!

demi negeri hijau biru yang adil sejahtera : dari generasi yang bersih dan peduli

ditulis sebelum pilpres putaran pertama, tapi kekhawatiran misleading membuat memilih diam. kini, walau telah ada tekad baik untuk memperbaiki diri, tetap saja kekhawatiran itu ada, malah mungkin semakin bertambah..
untuk harapan baru negeri kami..

Anonimitas Identitas tanpa Integritas

Bagaimana bila kita disuruh memilih, tegak sebagai seorang pribadi, atau kokoh sebagai bagian dari suatu komunitas? Secara umum, orang indonesia akan memilih yang kedua. Hal ini karena situasi anomim seringkali menguntungkan. Ini biasanya pada masyarakat yang sangat komunal, sangat sosialis, dan kurang menghargai individualitas atau kekhasan individu. Situasi anonim menyenangkan karena tidak ada ancaman terhadap individu secara langsung, ada pembagian peran, dan ada perubahan yang bisa ditangani bersama. Tapi secara umum, anonimitas ini merupakan suatu bentuk ekpresi kelemahan, dan tanda adanya ketakutan pada tanggung jawab sosial.
Permasalahan identitas pada masyarakat merupakan permasalahan yang krusial. Ada berbagai gempuran yang ditujukan kepada publik sosial. Dunia industri, hiburan, informasi, ekonomi, dan bahkan politik, menjadikan masyarakat -bukan sistem- sebagai target sasaran utama. Hal ini membuat individu semakin dijauhkan dari pembangunan integritas pribadinya.
Bahkan, keseluruhan konspirasi industri global tersebut menguraikan berbagai kapasitas positif yang telah dibangun oleh orangtua, tata adat sosial, generasi awal, dan pendidik pada usia dini, dengan berbagai tayangan, muatan di media, kekerasan, narkotika, tekanan lingkungan, dan lain-lain yang membuat sulit untuk bisa membangun kepribadian yang khas dan orisinal. Kesulitan membangun identitas ini timbul karena disrupsi moral dan pelemahan kognisi yang diakibatkan oleh sumber-sumber diatas. Karena tidak mungkin pribadi yang kokoh bisa dibangun tanpa kognisi yang sehat dan berpegang teguh pada prinsip moral.
Kini individualitas semakin langka. Seseorang mendapat tekanan yang kuat untuk mengikuti trend atau mode hingga kekhasan individu dipandang sebelah mata. Berbagai kekerasan tekanan lingkungan ini membuat individu yang ada dalam suatu masyarakat baru bisa merasa aman bila ia mengikuti, patuh tanpa syarat, dan mengambil semua unsur dan bagian dari lingkungan itu ke dalam dirinya secara utuh, bulat-bulat, tanpa saringan lebih dahulu.
Hal ini juga menyebabkan pergeseran nilai. Bahkan, menyebabkan kelangkaan sikap. Individu tidak bisa untuk utuh dan menjadi dirinya sendiri tanpa adanya sebagian kekerasan tekanan lingkungan yang membuat disrupsi massif dan besar-besaran terhadap kepribadiannya. Masyarakat menjadi penuh kepura-puraan, tipudaya, dan hal-hal yang bersifat artifisial. Bahkan terjadi penghalalan segala cara agar seseorang dapat menghimpun semua bagian yang diinginkannya dari lingkungan itu. Bahkan untuk sekedar mendapatkan rasa aman. Dan lebih rusaknya lagi, bukan hanya satu dua oknum yang melakukan hal semacam itu. Dan bahkan hal itu telah dipandang sebagai hal lazim. Sungguh suatu kerugian besar pada bangsa yang besar karena kekuatan kokoh individu-individu pada generasi awalnya ini.

Mengapa menulis tentang topik ini?
Karena telah terasa keresahan yang besar saat mencermati fenomena aktual. Ada kebutaan peran sosial yang timbul karena ini. Ada keruntuhan kepribadian bangsa karena ini. Dan secara umum terjadi perusakan besar besaran pada sistem sosial di semua lini. Dan tak adanya rasa aman secara menyeluruh. Semua karena anggota masyarakat merasa sudah nyaman menjadi bagian semu dari suatu komunitas. Dan tidak ada yang mau memimpin dan menjadi pribadi yang kokoh dan dapat memberi solusi di lingkungannya.
Masyarakat telah kehilangan rasa aman. Tak ada yang merasa nyaman tanpa mencela, merendahkan, merusak dan menjatuhkan orang lain atau kelompok lain, atau sistem lain. Secara umum, sebagai sebuah bangsa, kita sangat miskin kekhasan integritas. Bahkan ada celetukan bila ada satu orang saja, yang matang secara ideologis, sosial, dan pergerakan, maka bangsa ini akan selamat. Siapapun orang tersebut.
Padahal, bangsa ini akan terselamatkan tidak hanya karena satu orang tentu, tapi harus dengan kerja keras bersama. Tanpa kerjasama, tidak ada yang bisa selesai dengan sempurna. Apa hubungan antara kerjasama dan identitas? Bahwa kerjasama seharusnya tidak mengkaburkan identitas siapapun. Dan kerjasama seharusnya dilakukan dengan baik, agar tetap mengokohkan integritas tiap individu yang terlibat di dalamnya.
Tulisan ini dibuat ketika mencermati fenomena “kerjasama” antar individu yang menjadi wakil dari suatu golongan. Ada saja sejumlah individu yang mengaburkan identitasnya hanya agar bisa diterima di suatu kelompok. Padahal, tidak satupun kelompok yang baik dalam golongan yang baik, yang membutuhkan orang-orang yang tidak memiliki integritas. Kecuali untuk sekedar babu atau budak atau jongos penjilat.
Tujuan dari pembuatan tulisan ini adalah sebagai seruan untuk siapapun, untuk tetap mengedepankan integritas dan meninggikan prinsip yang mulia, tanpanya, bangsa ini akan makin rusak. Tanpanya, semua hanya mengenakan topeng-topeng. Kepalsuan ini telah menyerang banyak kalangan dan menghancurkan keseluruhan bangunan sebuah bangsa.

Sunday, September 19, 2004

Siapakah kita diantara sejarah?

Apa yang kan terjadi bila para penegak kebaikan ragu akan apa yang dilakukannya?

Padahal semua berharap pada kita yang mereka harap menjadi penjaga dari kehidupan mereka. Padahal mereka semua makin nyata dukungannya.
Akankah kita seperti mereka di perang Hunain? Apa yang diambil dari dunia? Ketaatan pada kepemimpinan kah atau hawa nafsu pribadi?

Apa yang kau ambil dari dunia? Apa yang kau inginkan? Ambillah semuanya karena kami tak pernah menginginkan bagian kami di dunia

Ambillah semuanya
karena kami tak pernah menginginkan bagian kami di dunia
Ambillah semuanya
karena kami tak pernah menginginkan bagian kami di dunia
Ambillah semuanya
karena kami tak pernah menginginkan bagian kami di dunia
Ambillah semuanya
karena kami tak pernah menginginkan bagian kami di dunia
Ambillah semuanya
karena kami tak pernah menginginkan bagian kami di dunia
Ambillah semuanya
karena kami tak pernah menginginkan bagian kami di dunia
Ambillah semuanya
karena kami tak pernah menginginkan bagian kami di dunia
Ambillah semuanya
karena kami tak pernah menginginkan bagian kami di dunia
Ambillah semuanya
karena kami tak pernah menginginkan bagian kami di dunia


Allah… saksikan kami saat ini
Dan tunjukilah selalu pada kami jalanMu yang lurus
Jadikan kami hambaMu yang jujur dan benar
Amiin…

Thursday, September 16, 2004

Askarussyukr

Prajurit yang bersyukur akan terpilihnya ia dalam barisan penegak kebajikan

Semakin banyak kekuatan yang terhimpun
Semakin banyak tangan yang terulur
Semakin banyak kekuatan yang terhimpun
Semakin banyak kekuatan yang terhimpun

Seiring dengan semakin kuat kejernihan yang tersingkap
Semakin banyaknya kekuatan yang terhimpun
Seiring dengan semakin banyaknya kebersihan yang terkumpul
Semua dari penyaringan yang dilakukan Allah SWT

Dan kini kita yang tahu akan ini
Bersiaplah saja
Allah yang melakukan semuanya
Kita lakukan setiap amanah kita dengan yang terbaik yang kita bisa

Dekatkan selalu diri kita padaNya
Hanya dengan itu kita tak akan terlempar dari putaran hidup yang terus bergulir
Akhir ada di tangan kita semua
Beranilah bersikap
Tanpa itu
berarti
Kau biarkan dunia
Dalam derita

Itu saja

Remaja dan Perubahan Sosial

Remaja adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kekuatan bebas. Secara umum remaja sudah memiliki kemampuan fisik dan psikis yang memadai untuk berfungsi penuh sebagai seorang individu yang memiliki keinginan dan cita-cita hidup.

Remaja bersama keseluruhan semangat dan kekuatan yang dimilikinya menjadi tumpuan sekaligus sasaran perubahan. Mediasi antara berbagai kepentingan negara terhadap masa depannya menentukan bagaimana perlakuan negara tersebut, yang dalam hal ini adalah sistem pemerintahan dan perangkat pelaksananya, terhadap generasi mudanya.

Ada berbagai komponen dalam perubahan sosial yang kesemuanya menjadi bagian dari keseluruhan gerak suatu komunitas. Interpolasi antara pergerakan kepentingan dan pemenuhan kebutuhan tiap kelompok/bagian dalam masyarakat itulah, yang menentukan apakah perubahan sosial bergerak dalam kecepatan tertentu (baik itu gerak maju maupun gerak mundur) atau hanya cenderung diam.

Status quo dan remaja
Dinamika yang terjadi dalam keseluruhan komunitas remaja menjadikan komunitas tersebut hampir pasti bersifat anti status quo atau pro pergerakan sosial. Hanya mungkin yang menjadi kecenderungan banyak pihak adalah model atau landasan gerak apa yang ada pada remaja.
Remaja yang telah memiliki visi hidup tertentu akan cenderung melakukan respons dalam pola random dibanding pola tetap, sebagai bentuk dari upayanya untuk mengeksplorasi dirinya dan dunia dimana ia hidup. Namun karena belum ada penelitian terhadap hal ini maka ketentuan reaksi dari remaja itu belum bisa diukur; apakah random atau patterned (terpola) sifatnya. Salah satu fondasi yang bisa digunakan untuk memprediksi hal ini adalah indikator kepribadian; melalui inventorinya, dan indikator kepekaan sosial; melalui skala sikap. Tapi tulisan ini tidak akan mengangkat tentang metode penelitian sosial untuk meneliti sikap remaja terhadap status quo, melainkan hanya pembahasan umum terhadap wacana status quo dan pemikiran mengenai sikap remaja terhadap hal tersebut.

Seperti yang sudah dibahas diatas, remaja yang telah menemukan visi hidupnya, biasanya akan menemukan berbagai kekurangan dalam dunia dimana ia hidup dan akhirnya menjadi sangat kritis. Namun ini tidak bisa diharapkan dapat secara umum terjadi pada remaja. Hal ini adalah karena kemampuan untuk menemukan visi hidup adalah kemampuan kognitif tingkat tinggi dan tidak ditemui pada mereka yang kedaan operasi kognitifnya masih bergerak dalam kerangka realitas kongkrit saja.

Secara umum, kemampuan abstraksi terhadap realita berkembang sejak seseorang berumur sekitar 11 tahun. Operasi pemikiran seorang anak mulai bergerak dari tataran kongkrit ke tataran abstrak. Namun belum berupa operasi formal yang berlaku konstan sifatnya, dan masih berupa uji coba (trial and error).

Dengan berlandaskan pada teori tersebut, kita bisa mencermati bahwa remaja yang belum berkembang kemampuan formal operasionalnya masih memandang dunia sebagai realitas materi kongkrit dan menggunakan modal persepsi tersebut untuk memandang dunianya; dan menentukan berbagai keputusan, sikap dan perilakunya.

Secara umum, tidak hanya remaja, namun siapapun yang masih memandang dunia sebagai realitas materi kongkrit, akan cenderung untuk bergerak dalam tataran materi atau kalkulasi materi. Dan ini menyebabkan oversimplifikasi yang keteralluan terhadap realita. Karena sejatinya realita tidak hanya bersifat kongkrit, namun mengandung unsur abstrak yang porsinya sama besar.

Hal ini juga memberikan pengaruh yang nyata pada sikap individu tersebut pada realitas dunianya. Mereka yang belum atau tidak berkembang kemampuan formal operasionalnya (Piaget, 1971) ini hampir dipastikan akan bersikap pro terhadap kecenderungan mempertahankan keadaan (status quo).

Mengapa? Karena bagi mereka, terlalu sulit untuk menjamah masa depan dengan melakukan kalkulasi analitis. Kemampuan untuk melakukan prediksi, menganalisa situasi, mengambil sintesa dari berbagai proposisi; semuanya merupakan kemampuan abstrak dalam tataran operasi formal, sehingga belum atau tidak bisa dilakukan oleh mereka yang operasi berpikirnya masih dalam tataran kongkrit (realitas/ kalkulasi material). Dan karena wacana perubahan sosial adalah seuatu yang abstrak sifatnya, maka besar kemungkinan wacana ini tidak bisa dijamah oleh mereka yang kemampuan kognisi formal operasionalnya belum berkembang.

Urgensi pengembangan kemampuan berpikir abstrak untuk perubahan sosial

Masyarakat yang telah memiliki kepekaan (kepekaan = daya abstraksi persepsi dan kemampuan mensintesa informasi secara cepat dan rinci) akan mampu untuk menemukan masalah dan solusinya dalam realita sosial, sehingga dalam perilakunya sehari-hari, tiap individu tersebut akan secara otomatis bergerak secara solutif dalam setiap perilaku, kata, sikap dan keputusannya. Sementara mereka yang kemampuan oleh pikirnya masih bergerak dalam tataran realitas materi kongkrit akan cenderung untuk menjadi budak persepsi sesaat dan akan memperhambakan diri atas materi. Mereka yang seperti itu akan cenderung menjadi sumber kerusakan atau minimal mereka hanya statis dan apatis, tidak solutif dalam perannya terhadap bangunan sosial secara umum.

Bagaimana mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dalam masyarakat?

Jawaban untuk hal ini sangat mudah yaitu belajar dan mengajarkan agama Islam di dalam masyarakat. Mengapa Islam? Pembahasan ini akan dilakukan dalam sudut pandang psikologi kognitif.
Dalam Islam diajarkan tentang konsep Illahiyah (keTuhanan) yang sifatnya supra rasional dan ini berarti ultra abstrak; bahkan tidak terjangkau oleh pemikiran manusia. Dengan mengucapkan syahadat saja, seseorang sudah keluar dari kungkungan pola pikir realitas materi kongkrit dan terjadi pembebasan (liberasi/tahrir) ke arah kemampuan berpikir yang sifatnya tidak terbatas. Inilah yang dimaksudkan dengan Islam membebaskan manusia dari perbudakan.

Pembebasan yang terjadi dengan pengucapan syahadat ini adalah dari perbudakan atau penghambaan manusia terhadap kebutuhan dan realitas materi kongkrit yang mengukungnya, ke arah perkembangan kemampuan berpikir yang tak terbatas!!. Inilah mengapa generasi awal umat ini meraih kegemilangan pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan dan berbagai penemuan yang menjadi landasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang hingga masa kini. Karena secara fitrah, otak manusia memiliki kemampuan yang tinggi. Sebutlah sejumlah nama seperti Jabir Ibnu Hayyan, Ja’far Ash Shiddiq, Ibnu Sina, Imam Syafi’I, dan lain-lain yang menghasilkan puluhan hingga ratusan buku ilmu pengetahuan dan tak terhitung penemuan yang telah mereka lakukan.

Dan diperlukan syahadat/persaksian itu adalah sebagai penegasan bahwa realitas kongkrit keberadaan manusia dalam dunia materi adalah karena keberadaan realitas abstrak yang bersifat Maha Akbar, Maha Tinggi dan Maha Kuat, Maha Kuasa dan Maha Sempurna, yang supra rasional dan diluar pemikiran manusia. Maka dengan mempersaksikan diri terhadap keberadaan Illahi tersebut maka manusia mengakui dirinya sebagai bagian dari realitas kongkrit (alam semesta) yang merupakan obyek dari realitas abstrak (Illah/Tuhan) tersebut.

Dan pada saat yang sama, ia menjadi terbebaskan dari tataran/ belenggu realitas kongkrit yang selama ini mengukungnya, menjadi ke arah realitas abstrak yang tak terbatas. Maka dengan syahadat pula, semua potensi yang ada pada manusia akan berkembang tak terbatas, namun tetap aman dan tidak bersifat destruktif, karena ia menyadari supremasi Allah (Allahu Akbar = Allah Maha Besar/supreme). Kesadaran akan supremasi Allah ini membuat seseorang memiliki kesadaran aktif akan keberadaan dirinya dan totalitas alam semesta yang berada di bawah kekuasaan Allah SWT (Subhanahu wa Ta’ala = Maha Suci Zat yang Diagungkan).

Dan oleh syahadat itu pula, maka keberadaan manusia dalam alam semesta tidak multi bebas sepenuhnya, namun bersifat pertengahan; atau bila dibahas dalam kerangka istilah; maka obyek pelaksana penuh syahadat itu, tidak akan terjebak dalam pemikiran atau perilaku/ langkah menuju tujuan yang sifatnya serba bebas (liberat/tahrir) melainkan ada dalam posisi moderat (pertengahan/ wasathan).

Mereka yang telah memahami dan memaknai syahadat dengan sebenar-benarnya ini kemudian menjadi bagian masyarakat yang bisa beroperasi secara penuh (fully functioned person); menjadi tenaga penggerak dan pembaharu dalam masyarakat; dan menjadi solusi di tengah-tengah umat. Dan urgensi syahadatain ini tidak terbatas usia, apakah itu remaja atau orang dewasa.

Tulisan ini sekaligus menegasikan / membantah sejumlah proposisi fitnah :
- bahwa agama adalah candu bagi masyarakat (wacana sosialisme/komunisme)
- bahwa agama menjadikan manusia tidak produktif (wacana kapitalisme)
- bahwa agama membuat pemikiran pemeluknya terhambat (wacana atheisme)
- bahwa agama tidak boleh dicampur adukkan dalam kehidupan (wacana sekulerisme)

Dan tulisan ini juga menegaskan postulat berikut :
- Bahwa Islam adalah agama yang fitrah ; diperlukan manusia
- Bahwa Islam adalah agama yang benar ; sumber dari segala sumber ilmu dan petunjuk/hukum.
- Bahwa Islam adalah agama yang diturunkan Pemilik Alam Semesta (Allah SWT)
- Bahwa Islam adalah agama yang menyeluruh dan universal.

Based on Allah SWT berfirman :
"Wa Qaatilu, Hatta Laa takuuna Fithnah, wa Yakuunad Diinu Kulluhuu Lillaah "
(dan perangilah mereka, sampai tidak ada lagi fitnah, dan keseluruhan agama ini hanya milik Allah).
:: hamba kecil running in combat mode dalam Perang Pemikiran dan Akhlak (Said Hawwa, 2002)::
Skor 1 : 0 untuk kemenangan hamba kecil melawan wacana Islam liberal dan gerakan golongan pembebasan!!
:: Tausiyah ::
Allah SWT berfirman dalam Q. S. Al An’am ayat 159 :
"Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan*), tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan pada mereka apa yang telah mereka perbuat."
*) = maksudnya : segala golongan atau agama yang sesat dan menyimpang dari jalan yang haq.

Dan Allah SWT berfirman dalam Q. S. Al An’am ayat 157 - 158 :
"Atau agar kamu (tidak) mengatakan : "Sesungguhnya jikalau kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka". Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksaan yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling"
"Yang mereka nanti-nantikan tidak lain hanyalah kedatangan malaikat untuk mencabut nyawa mereka atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu*). Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfa’at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya .Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya kamipun menunggu (pula)"

*) = sebagian tanda kiamat, yaitu terbitnya matahari dari Barat.

Next : bagaimana agar perubahan sosial tidak berhenti dalam tataran wacana?

Dan Allah SWT berfirman dalam Q. S. Al An’am ayat 162 - 164 :

"Katakanlah : Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah utnuk Allah, Tuhan Semesta Alam. Tiada Sekutu bagiNya; dan demikianlah itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah. Katakanlah : Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakanNya kepadamu apa yang kamu perselisihkan".

Tuesday, September 07, 2004

Shalat, Isra Mi'raj dan Masjidil Aqsha

Shalat, Isra Mi’raj dan Al Aqsha
Shalat adalah kewajiban seorang muslim, yang menjadi syarat keislamannya, sebagaimana ternyatakan dalam rukun Islam setelah seseorang bersyahadat. Tanpa melakukan shalat, seseorang secara nyata telah melanggar keislamannya dan menempatkan diri sebagai bukan muslim. Ekspresi shalat bukan hanya ibadah semata, melainkan sebuah komitmen keislaman yang harus diwujudkan secara nyata. Dan shalat yang harus dilakukan ini haruslah menurut rukun, syarat sah dan syariat shalat sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Shalat sudah seringkali dilakukan oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Kemudian, dalam peristiwa isra mi’raj Nabi Muhammad mendapatkan perintah langsung dari Allah SWT untuk menyerukan kepada umat untuk melaksanakan shalat dan shalat menjadi suatu kewajiban. Shalat yang wajib dilakukan adalah shalat lima waktu sesuai dengan ketentuan Allah SWT dan sebagaimana dicontohkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Sampai sekarang syariah atau aturan shalat ini masih tetap sama sejak zaman ke zaman.
Pada peristiwa Isra Mi’raj, Allah SWT mengangkat Nabi Muhammad ke Sidratul Muntaha untuk bertemu langsung denganNya dan menerima perintah kewajiban shalat. Peristiwa Mi’raj ini terjadi di Masjidil Aqsha, sebuah masjid di Palestina yang merupakan kiblat pertama umat Islam sebelum perintah pemindahan kiblat ke ka’bah. Tempat ini merupakan tempat yang suci bagi umat Islam.
Masjid adalah sebuah tempat peribadatan, tempat kaum muslimin melakukan kewajiban shalat dan berbagai aktivitas keislaman. Keberadaannya haruslah dihargai dengan tinggi. Masjid apapun itu. Apalagi bila dalam catatan sejarah sebuah masjid memiliki nilai historis yang tinggi bagi kehidupan keberagamaan. Namun saat ini kita bisa melihat bahwa kaum Yahudi telah mencoba melakukan penghancuran Masjidil Aqsha sebagai upaya untuk mereke mendirikan kuil yahudi. Berbagai upaya ini dilakukan secara gencar dan dengan melakukan pembodohan terhadap umat Islam.
Salah satu upaya mereka adalah dengan mengaburkan antara Masjid Al Aqsha dengan Dome of The Rock atau kubah batu. Dalam ilustrasi cerita, foto-foto, dokumentasi sejarah maupun berbagai hal yang berhubungan dengan Masjidil Aqsha, pihak Yahudi berusaha untuk mempublikasikan Dome of the rock sebagai Masjid Al Aqsha. Padahal, dome of the rock hanyalah satu bagian dari kompleks masjid al aqsha yang luas.
Usaha mereka ini menjadi mudah karena dome of the rock dengan kubah dari emas asli dan hiasan kristal dan kaligrafi yang sangat indah di dalamnya ini sangatlah representatif untuk sebuah masjid suci. Dan masjid Al Aqsha yang sebenarnya, masjid yang berkubah hijau yang indah, menjadi tidak menonjol keberadaannya dan mereka mempopulerkan sebutan Aqsha tua untuk masjid Al Aqsha yang asli, dengan tujuan agar umat Islam menjadi lengah dan tidak sadar saat pihak yahudi secara perlahan-lahan merusak dan menguasai serta mendirikan kuil yahudi di atas masjidil Aqsha.
Saat ini rakyat Palestina telah diusir dan tanahnya dikuasai secara sepihak oleh kaum yahudi. Bahkan mereka yang sedang memperjuangkan kemerdekannya ini disebut sebagai bom bunuh diri dan lain-lain. Padahal apa yang mereka lakukan sama dengan upaya yang dilakukan bangsa kita saat meraih kemerdekaan, dengan revolusi dan perang gerilya, dengan peralatan yang sangat sederhana.
Saat negara kita memproklamasikan kemerdekaannya, dunia Islam-lah yang pertama kali mendukung. Kita bisa kembali pada masa agresi militer yang dilakukan Belanda untuk menjajah kembali Indonesia. Hebatnya, reaksi Dunia Islam terhadap agresi militer Belanda atas Indonesia tidak menghentikan aksi biadab Belanda. Merasa dapat dukungan AS dan Inggris, Belanda melancarkan kembali aksi militer ke-2 pada bulan Desember 1948.
Dunia Islam kembali mengeluarkan reaksi hebat. Pemimpin Palestina, Muhammad Ali Taher, langsung mengajak M. Zein Hassan, mahasiswa Indonesia yang juga aktivis kemerdekaan RI di Mesir, untuk ke Bank Arabia.
“Pemimpin Palestina yang mencintai Indonesia itu langsung mengambil semua tabungannya di bank itu dan memberikannya kepada saya tanpa minta tanda bukti penerimaan. Ia berkata pada saya agar semua kekayaannya itu digunakan untuk memenangkan perjuangan Muslim Indonesia,” ujar Zein Hassan.
Dunia Islam termasuk Palestina lah yang dahulu membantu kemerdekaan negara kita. Kini saatnya kita bersama-sama membantu rakyat Palestina untuk memperoleh kembali tanah mereka. BEBASKAN PALESTINA!! Allahu Akbar!!

TARHIB RAMADHAN

Said Hawwa menuliskan dalam Buku Al Islam (1) Tindak Lanjut Syahadatain bahwa pada hakikatnya Ramadhan merupakan madrasah, jika orang yang berpuasa pandai memanfaatkannya. Mereka akan menjadi manusia baru, tidak seperti sebelumnya. Ramadhan adalah madrasah tempat seorang Muslim memperbarui ikatan-ikatan Islam pada dirinya dan mengambil bekal yang dapat menutupi segala kekurangan sebelumnya. Ramadhan adalah sebuah latihan (dauriyah) bagi kaum Muslimin untuk menyambut dunia baru dan meninggalkan dunia lama. Dunia yang penuh cita-cita, semangat dan kehidupan baru serta harapan yang membebaskan mereka dari keserakahan dunia dan mengingatkan akhirat serta Ridha Allah sebagai puncak tujuan yang tidak boleh hilang dari hati kaum Muslimin. Di bulan Ramadhan kaum Muslimin menyemarakkan masjid dengan berbagai halaqah ilmu, pengajian, dan dzikir. Sehingga orang yang dahulunya bodoh, di bulan Ramadhan, menjadi mengerti, yang dulunya lalai menjadi sadar dan yang dulunya acuh tak acuh menjadi ingat. Di bulan Ramadhan seluruh kaum muslimin mendapatkan Islam.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwa Nabi Saw. bersabda ketika datang bulan Ramadhan yang artinya :
“Sesungguhnya telah datang kepadamu suatu bulan yang penuh berkah dimana Allah mewajibkan kepadamu berpuasa kepadanya. Pada bulan itu dibukakan pintu-pintu surga dan ditutupi pintu-pintu neraka. Setan-setan dibelenggu. Padanya satu malam yang nilai beramal padanya lebih baik dari seribu bulan, maka barangsiapa yang tidak berhasil memperoleh kebaikannya maka sungguh dia tidak akan dapat lagi memperoleh kebaikan selama-lamanya”.
Dan :
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan dasar Iman dan mencari pahala dan Ridho Allah, Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lewat”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Berbagai peristiwa penting yang terjadi bulan Ramadhan
· Nuzulul Qur’an
· Lailatul Qadar
· Perang Badar
· Turunnya wahyu pertama di Gua Hira
· Meninggalnya paman Nabi tercinta, Abu Thalib
· Tanggal 10 Ramadhan tahun ke sepuluh dari masa kenabian, Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi Saw. meninggal dunia, dan tahun ini disebut ‘Amul Huzni (tahun duka cita).
· Mulainya diwajibkan Zakat Fitrah, yaitu tahun ke dua Hijriyah.
· Orang-orang musyrikin yang lari dari peperangan Badar menyusun kembali kekuatan mereka untuk membalas kekuatan tentara Islam, sehingga terjadi perang Uhud pada tanggal 7 Syawal tahun ke-3 Hijriyah.
· Pada Bulan Ramadhan tahun ke-5 Hijriyah dimulainya persiapan untuk Perang Khandak.
· Pada tanggal 21 Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah Rasulullah menerima wahyu kabar gembira akan ditaklukannya kota Mekkah.
· Bulan Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah Rasulullah mulai mengirim beberapa utusan untuk menghancurkan berhala-berhala yang terkenal waktu itu.
· Bulan Ramadhan tahun ke-9 Hijriyah terjadi Perang Tabuk dan Rasulullah kembali dari peperangan itu pada bulan yang sama.
· Pada tahun ke-9 Hijriyah di Bulan Ramadhan utusan Thaif datang ke Madinah untuk menyatakan diri masuk Islam di hadapan Rasulullah.
· Tahun ke-9 Hijriyah utusan raja-raja Himyar mengatakan diri masuk Islam dan Rasulullah memberikan mereka surat penting yang berisi kewajiban-kewajiban agama dan hukum-hukum yang kemudian surat tersebut dinilai sebagai dokumen penting.
· Pada tahun ke-10 Hijriyah Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman dengan membawa surat dari Nabi untuk penduduknya, khususnya kabilah Hamadan yang seluruhnya masuk Islam dalam satu hari, dan lain-lain.

Apa yang bisa kita lakukan dalam menyambut Ramadhan
· Memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban
· Membuat acara tarhib (memberi peringatan) akan datangnya Ramadhan
· Menyambut Ramadhan dengan berbagai kegiatan
· Mempersiapkan kegiatan bersama yang akan dilakukan dalam masa Ramadhan
· Membuat target Ramadhan
Keutamaan Shaum Ramadhan
Firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 183 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Sehubungan dengan hal ini Rasulullah Saw bersabda :
“Berpuasalah kalian karena melihatnya (bulan) dan berhari raya-lah karena melihatnya. Jika awan menutupi kamu, maka sempurnakanlah bilangan Sya’ban itu tiga puluh hari.” (HR. Bukhari)

Shaum wajib adalah menahan diri dari segala yang membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan niat shaum semata-mata karena Allah, karena Iman kepadaNya, kitabNya, syari’atNya, serta karena ikhlas beramal kepadaNya. Keutamaan Shaum Ramadhan adalah :
a. Sebagai sarana untuk meningkatkan takwa kepada Allah SWT
Dengan berpuasa paling tidak seseorang dengan senantiasa ingat kepada penciptanya, sehingga dia dapat menjaga diri dari semua hal yang dilarang oleh Allah SWT, mengendalikan hawa nafsu dan menundukkannya kepada hukum dan peraturan Allah SWT. Allah berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 183 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Juga firmannya dalam Surat Al Baqarah ayat 187 yang artinya :
“Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada manusia supaya mereka bertakwa”

b. Mempunyai dampak positif bagi kesehatan baik rohani maupun jasmani, namun kebanyakan orang tidak mengetahuinya.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 184 yang artinya :
“Dan berpuasa itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.”

c. Sebagai sarana untuk mensyukuri nikmat Allah SWT. dan mengagungkan kebesaranNya secara amaliah.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 185 yang artinya :
“Supaya kamu membesarkan Allah atas petunjuk-petunjuknya yang telah diberikan kepadamu dan agar kamu bersyukur.”

d. Sarana untuk mencari hidup, kebenaran dan penghambaan yang hakiki
Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 186 yang artinya :
“Hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.

e. Sebagai tempat menuai pahala, kebaikan dan ampunan
Diriwayatkan dari Abi Sa’id Al Khudry Ra. bahwasanya Rasulullah Saw bersabda yang artinya :
“Tidaklah berpuasa seorang hamba selama satu hari fisabilillah melainkan Allah SWT akan menjauhkan diri orang itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun”.(HR. Jama’ah kecuali Abu Daud).

f. Untuk mendapatkan Syafa’at dariNya
Sebab dengan syafa’at Allah tersebut, nanti pada hari kiamat puasa akan menggunakan haknya utnuk menolong orang-orang yang mengerjakannya.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amir Ra. bahwa Rasulullah bersabda yang artinya :
“Puasa dan Al Qur’an itu akan memberi syafa’atbagi seorang hamba di hari kiamat. Berkata puasa : “Ya Tuhan aku menyebabkan dia menahan makan dan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku izin untuk memberi syafa’at untuknya dan berkata Al Qur’an : “Aku mencegah dia tidur di malam hari karenanya izinkanlah aku memberi syafa’at untuknya”. Maka Syafa’at keduanya diterima oleh Allah.” (HR. Ahmad dengan sanad yang shahih).

g. Ganjaran puasa yang tidak terbatas
Puasa itu adalah untuk Allah SWt, dan Dia-lah yang memberi ganjarannya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. : bahwa Rasulullah Saw. bersabda yang artinya :
“Allah Azza wa Jalla berfirman : “Semua amalan manusia untuk dirinya, kecuali puasa, maka ia adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan memberinya ganjaran. Dan puasa itu merupakan benteng (perisai), maka ketika datang saat berpuasa, janganlah kamu berkata kotor, berteriak-teriak, mencaci maki. Seandainya dicaci oleh seseorang atau diajak berkelahi hendaknya ia menjawab : “Saya ini sedang berpuasa”2x. demi Tuhan yang nyawa Muhammad ada di tanganNya, bau mulut orang yang berpuasa itu akan mendapat dua kegembiraan yang menyenangkan hati. Pada saat berbuka, ia akan bergembira dengan berbuka itu, dan disaat dia bertemu dengan Tuhannya, ia akan bergembira karena puasa itu”. (HR. Ahmad, Muslim, dan Nasa’i).

h. Disiapkan tempat khusus di akhirat
Mengenai hal ini, terdapat beberapa riwayat yang bisa kita pelajari, diantaranya :
1) Diriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad Ra bahwasanya Rasulullah Saw bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya surga itu mempunyai sebuah pintu disebut “Rayyan”. Dipanggillah pada hari kiamat : “Hai, mana orang-orang yang berpuasa?” jika telah masuk orang yang terakhir dari mereka, ditutupkan pintu surga itu”. (HR. Bukhari dan Muslim)

2) Diriwayatkan dari Umamah Ra. ia berkataaku datang kepada Rasulullah Saw. dan kataku : “Suruhlah aku untuk melakukan suatu amal yang dapat memasukkan aku ke dalam surga!” maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya :
“Hendaklah kamu berpuasa, karena itu tak ada tandingannya. Lalu saya pun mendatangi Nabi Saw. untuk keduanya, maka beliau bersabda : “Hendaklah kamu berpuasa”. (HR. Ahmad, Nasa’I dan Al Hakim, menyatakannya sebagai hadits Shahih).

3) Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. dia berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda yang artinya :
“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan keridhoan Allah SWT akan diampuni dosa-dosanya yang telah lewat.” (HR. Ahmad dan Ash Hubus Sunan).

Amalan-amalan yang dianjurkan pada bulan Ramadhan
a. Qiyam Ramadhan (Shalat Tarawih dan Shalat Witir)
b. I’tikaf
c. Memburu Lailatul Qadar
d. Banyak berdo’a
e. Tidak melakukan hal-hal yang bisa mengurangi pahala puasa
f. Bersiwak
g. Giat membaca dan mempelajari Al Qur’an
h. Memperbanyak bersedekah dan beramal kebajikan

Sumber Referensi :
 Sa’id Hawwa. 1397 H. Al Islam, Tindak Lanjut Syahadatain. Al Ishlahy Press : Jakarta.
 Sasaky, Marsuni & Hasbullah, Marsuni. 1997. Seluk Beluk Ramadhan dan amalan-amalannya sesuai dengan Sunnah Rasul. CV. Sa’adiyah Putra : Jakarta