Tuesday, September 07, 2004

Shalat, Isra Mi'raj dan Masjidil Aqsha

Shalat, Isra Mi’raj dan Al Aqsha
Shalat adalah kewajiban seorang muslim, yang menjadi syarat keislamannya, sebagaimana ternyatakan dalam rukun Islam setelah seseorang bersyahadat. Tanpa melakukan shalat, seseorang secara nyata telah melanggar keislamannya dan menempatkan diri sebagai bukan muslim. Ekspresi shalat bukan hanya ibadah semata, melainkan sebuah komitmen keislaman yang harus diwujudkan secara nyata. Dan shalat yang harus dilakukan ini haruslah menurut rukun, syarat sah dan syariat shalat sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Shalat sudah seringkali dilakukan oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Kemudian, dalam peristiwa isra mi’raj Nabi Muhammad mendapatkan perintah langsung dari Allah SWT untuk menyerukan kepada umat untuk melaksanakan shalat dan shalat menjadi suatu kewajiban. Shalat yang wajib dilakukan adalah shalat lima waktu sesuai dengan ketentuan Allah SWT dan sebagaimana dicontohkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Sampai sekarang syariah atau aturan shalat ini masih tetap sama sejak zaman ke zaman.
Pada peristiwa Isra Mi’raj, Allah SWT mengangkat Nabi Muhammad ke Sidratul Muntaha untuk bertemu langsung denganNya dan menerima perintah kewajiban shalat. Peristiwa Mi’raj ini terjadi di Masjidil Aqsha, sebuah masjid di Palestina yang merupakan kiblat pertama umat Islam sebelum perintah pemindahan kiblat ke ka’bah. Tempat ini merupakan tempat yang suci bagi umat Islam.
Masjid adalah sebuah tempat peribadatan, tempat kaum muslimin melakukan kewajiban shalat dan berbagai aktivitas keislaman. Keberadaannya haruslah dihargai dengan tinggi. Masjid apapun itu. Apalagi bila dalam catatan sejarah sebuah masjid memiliki nilai historis yang tinggi bagi kehidupan keberagamaan. Namun saat ini kita bisa melihat bahwa kaum Yahudi telah mencoba melakukan penghancuran Masjidil Aqsha sebagai upaya untuk mereke mendirikan kuil yahudi. Berbagai upaya ini dilakukan secara gencar dan dengan melakukan pembodohan terhadap umat Islam.
Salah satu upaya mereka adalah dengan mengaburkan antara Masjid Al Aqsha dengan Dome of The Rock atau kubah batu. Dalam ilustrasi cerita, foto-foto, dokumentasi sejarah maupun berbagai hal yang berhubungan dengan Masjidil Aqsha, pihak Yahudi berusaha untuk mempublikasikan Dome of the rock sebagai Masjid Al Aqsha. Padahal, dome of the rock hanyalah satu bagian dari kompleks masjid al aqsha yang luas.
Usaha mereka ini menjadi mudah karena dome of the rock dengan kubah dari emas asli dan hiasan kristal dan kaligrafi yang sangat indah di dalamnya ini sangatlah representatif untuk sebuah masjid suci. Dan masjid Al Aqsha yang sebenarnya, masjid yang berkubah hijau yang indah, menjadi tidak menonjol keberadaannya dan mereka mempopulerkan sebutan Aqsha tua untuk masjid Al Aqsha yang asli, dengan tujuan agar umat Islam menjadi lengah dan tidak sadar saat pihak yahudi secara perlahan-lahan merusak dan menguasai serta mendirikan kuil yahudi di atas masjidil Aqsha.
Saat ini rakyat Palestina telah diusir dan tanahnya dikuasai secara sepihak oleh kaum yahudi. Bahkan mereka yang sedang memperjuangkan kemerdekannya ini disebut sebagai bom bunuh diri dan lain-lain. Padahal apa yang mereka lakukan sama dengan upaya yang dilakukan bangsa kita saat meraih kemerdekaan, dengan revolusi dan perang gerilya, dengan peralatan yang sangat sederhana.
Saat negara kita memproklamasikan kemerdekaannya, dunia Islam-lah yang pertama kali mendukung. Kita bisa kembali pada masa agresi militer yang dilakukan Belanda untuk menjajah kembali Indonesia. Hebatnya, reaksi Dunia Islam terhadap agresi militer Belanda atas Indonesia tidak menghentikan aksi biadab Belanda. Merasa dapat dukungan AS dan Inggris, Belanda melancarkan kembali aksi militer ke-2 pada bulan Desember 1948.
Dunia Islam kembali mengeluarkan reaksi hebat. Pemimpin Palestina, Muhammad Ali Taher, langsung mengajak M. Zein Hassan, mahasiswa Indonesia yang juga aktivis kemerdekaan RI di Mesir, untuk ke Bank Arabia.
“Pemimpin Palestina yang mencintai Indonesia itu langsung mengambil semua tabungannya di bank itu dan memberikannya kepada saya tanpa minta tanda bukti penerimaan. Ia berkata pada saya agar semua kekayaannya itu digunakan untuk memenangkan perjuangan Muslim Indonesia,” ujar Zein Hassan.
Dunia Islam termasuk Palestina lah yang dahulu membantu kemerdekaan negara kita. Kini saatnya kita bersama-sama membantu rakyat Palestina untuk memperoleh kembali tanah mereka. BEBASKAN PALESTINA!! Allahu Akbar!!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home