Thursday, July 01, 2004

MEMAHAMI REMAJA dan perjuangannya

Akan lebih tidak menghabiskan waktu dan energi bila kita mencoba memahami remaja, dibanding bila kita menghakimi mereka. Bahasan yang lalu telah mengangkat permasalahan kesalahan pemahaman yang umum terjadi tentang remaja yang menimbulkan penghakiman publik terhadap sosok remaja sebagai setengah manusia, yang bukan anak-anak namun juga belum dewasa. Anggapan yang kejam dan melukai.
Autonomi, atau tumbuhnya kemampuan menentukan peraturan pribadi yang terus menguat pada masa remaja, adalah sebagai wadah kemandirian. Pertumbuhan autonomi ini seringkali disalah artikan sebagai pemberontakan.
Sesungguhnya mereka tengah mendaki bukit terjal kehidupan mereka. Masa remaja adalah masa persiapan sebelum akhirnya mereka harus menapaki hidup dengan kemampuan dan kekuatan untuk berdiri diatas kaki sendiri. Sementara pijakannya belum cukup kuat untuk menghasilkan kekuatan tolakan yang dapat membantunya melangkah tanpa terluka
Pada waktu inilah mereka membutuhkan uluran tangan-tangan dengan tatapan hangat yang muncul sesekali saat terbing yang mereka daki terlalu curam. Kemungkinan yang ada adalah mereka bisa jatuh terhempas tanpa menyisakan nyawa yang seharusnya masih tertanam. Banyak remaja yang kehilangan jiwanya karena ini. Disinilah kita bisa berperan sebagai sahabat yang mampu memahami, bukan menghakimi, karena sebagian besar hidup mereka telah penuh dengan celaan dan sebagian waktu mereka habiskan untuk memenuhi tuntutan.
Mereka membutuhkan telaga teduh yang disana mereka bisa menemukan tempat untuk beristirahat sejenak, melepaskan dahaga akan hidayah-kemana mereka harus menuju. Tempat ditemukannya keteduhan yang melindungi pandangan mereka dari gemerlapnya dunia dan seluruh godaannya. Serta persaudaraan yang merangkul mereka dengan penuh keselamatan sehingga mereka tidak akan pernah ingin pergi.
Di telaga itu mereka bisa mengisi seluruh kekuatan yang diperlukan untuk menghadapi tebing terjal perjuangan hidup yang harus mereka daki dengan kekuatan sendiri-saat kita tidak mungkin lagi membantu. Mereka sesekali terluka, tergores kerikil tajam yang mengiris kulit mereka dan mengucurkan darah, sementara peluhnya terus mengalir membasahi wajah mereka yang tercoreng debu saat perjalanan yang mereka tempuh makin berat. Namun kita yakin bahwa mereka telah cukup kuat melewatinya, walau kadang bertanya dan berdo’a dalam hati, semoga mereka tidak menemui rintangan baru yang dipasang oleh para musuh-dan kalaupun iya, mereka dapat melalui rintangan tersebut. Dan kita hanya bisa menunggu mengharap perjumpaan dengan mereka kembali agar bisa kita bantu obati luka-luka itu..
Sebuah perjalanan panjang telah mereka mulai, remaja hanya sebuah masa, sebuah awalan baru. Kala mereka telah turun ke medan yang sama dengan yang telah kita pilih, semoga mereka bisa menempuhnya dengan jalan lebih baik dari yang pernah kita lewati. Semoga mereka bisa memenangkan lebih banyak pertempuran. Semoga petunjuk yang telah membawa kita ke tempat ini dapat menjaga dan mengantarkan mereka. Semoga ikatan yang tertaut ini selalu dikuatkan untuk terus mengingatNya dan memurnikan perjuangan dalam ketaatan padaNya.
Semoga jalan perjuangan itu membawa kita dan mereka lebih dekat pada kemenangan kalimat 4JJ1. Semoga cobaan yang diujikan pada kita dapat membersihkan sebagian beban dosa yang selama ini memberatkan perjalanan kita.
Semoga masa melenakan tidak akan datang dan menyeret kita pada kesesatan. Semoga masa-masa penuh kepedihan itu tidak akan pernah berlalu karena tanpanya akan amat susah untuk mengingat betapa debu dan kerdilnya kita. Dan semoga bila kilau emas tersibak dari muatan amanah kita, kita tidak termasuk para pengkhianat yang tergoda karena kebodohan kita.
Semoga kita dan mereka telah menjadi bagian dari bahan mentah bangunan peradaban yang tengah dibangun untuk mengokohkan yang telah ada dan melindungi generasi yang akan datang melalui kita dan yang akan tiba sesudah kita.
Hingga ketegakan yang selama ini baru berjaya di hati-hati kita bisa terwujud dan menjelma di bumi. Dan semoga hingga saat itu tiba, Kita akan terus dikuatkan sebagai barisan yang memerangi yang merintangiNya, sampai tidak ada lagi fitnah dan keseluruhan Dien (penghambaan) hanya milik 4JJ1 (Q.S. 2 :139).
Laa Ilaaha Illallah Muhammad Ar Rasulullah


Pokok-pokok keutamaan sifat terpuji agar Islam tegar berdiri diatas landasan yang kokoh : benar, amanah, hemat, malu, harga diri, dermawan,rendah hati terhadap mukmin, tinggi hati terhadap orang-orang kafir, belas kasihan terhadap orang yang lemah, berbakti kepada ibu bapak, mempererat silaturahmi, menghormati tetangga, memperhatikan nasib orang miskin, anak yatim & ibnu sabil. (Yusuf Qaradhawy)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home