Thursday, July 01, 2004

TRIK MANAJEMEN MENTORING

Setelah setiap mentor memperhatikan tsaqafah dan ruhiyahnya sebagai bekal persiapan untuk memberikan mentoring, hal berikutnya yang harus diperhatikan adalah bagaimana ia melakukan pengaturan atau me-menej kelas yang menjadi tanggung jawabnya dalam program mentoring.
Ada beberapa trik yang bisa dilakukan agar penyampaian mentoring bisa optimal dan setiap mad’u terperhatikan kebutuhannya :
1. Persiapkan materi dengan baik
Baca setiap materi sebelum disampaikan, kuasai bahan dan perdalam, lalu kerangka-kan cara penyampaiannya. Apakah dengan menggunakan diskusi, ceramah, simulasi atau games? Siapkan cerita yang menarik atau lelucon segar yang santun agar suasana mentoring tidak terlalu kaku.
2. Buka mentoring dengan tata cara Islami.
Kita menginginkan agar mentoring ini diridhoi 4JJ1 dan usaha yang dikeluarkan mentor dan siswa lebih berdampak dalam meningkatkan interaksi mereka dengan Islam, Al Qur’an dan hadits. Setelah membuka dengan basmalah dan shalawat kepada rasulullah, lanjutkan dengan pembacaan Al Qur’an oleh tiap siswa. Walaupun masing-masing hanya membaca 1 ayat, kebiasaan ini akan menumbuhkan kedekatan mereka dengan Al Qur’an. Sediakan beberapa mushaf agar tidak perlu membuang banyak waktu. Ajarkan tentang adab pada Al Qur’an, sampaikan keutamaan pembacaan Al Qur’an, bahwa Ia akan menjaga pembacanya dari maksiat dan memberi syafaat di akhirat.
3. Pastikan suara mentor terdengar jelas oleh semua siswa
Karena alat utama yang digunakan mentor untuk menyampaikan bahan adalah suaranya, pastikan bahwa suara mentor terdengar. Minimkan distraksi suara, bila perlu perkeras suara anda. Minta siswa untuk tidak mengobrol saat mentoring. Pastikan agar perhatian peserta terpusat pada mentor, tidak ada pengalih perhatian lain di ruangan itu.
4. Hidupkan komunikasi yang aktif, segar dan santun
Penggunaan bahasa terlalu resmi, atau kosa kata yang terlalu rumit tanpa intonasi dan gaya bahasa yang menarik akan membosankan siswa dan membuat jarak antara mentor dengan siswa. Pelajari respon-respon yang biasa digunakan siswa atau istilah khusus yang mereka miliki agar mentor mampu meresonansi siswa dengan baik dan komunikasi menjadi terbuka dan akrab. Mentor tidak perlu gengsi menanyakan arti dari kata khusus yang digunakan siswa (contoh: terong untuk nonis di smunsa).
5. Perhatikan pengaturan duduk
Pengaturan duduk yang terlalu kaku-seperti suasana belajar biasa di kelas-selain membuat siswa cepat bosan juga membuat materi kurang menarik minat karena memungkinkan distraksi yang besar dari lingkungan. Pengaturan yang kaku membuat siswa mudah beralih perhatian dan kurang terlibat sehingga susah dikontrol.
Pengaturan duduk dengan pola melingkar (¡), huruf U (Û) atau berbentuk seperti mahkota bunga ({) akan meminimalisir interaksi diantara siswa. Bentuk desain ini membuat mentor dan setiap anggota kelompok terlihat dan dapat saling melihat semua peserta dalam kelompok. Walaupun materi tidak begitu menarik perhatian siswa, ia merasakan kedekatan dengan pementor dan merasa diperhatikan.
6. Lakukan selingan materi
Selain memberikan bahan dari buku yang ada, mentor harus kreatif dan inovatif. Jangan hanya berpedoman pada satu buku untuk dibacakan terus-menerus di kelas. Beberapa selingan yang bisa dilakukan :
- Membaca bersama tafsir Al Qur’an, agar siswa bisa belajar langsung dari sumbernya, kemudian diskusikan keadaan aktualnya kini.
- Sediakan waktu khusus untuk siswa curhat permasalahannya. Remaja harus dilatih untuk saling berbagi dan tidak memendam sendiri masalah yang dimilikinya. Selesaikan masalah bersama-sama dan saling memberikan dukungan. Tindakan ini akan mengeratkan ikatan ukhuwah dan melemahkan efek dari pengaruh buruk yang mereka hadapi.
- Buka diskusi tentang permasalahan aktual (baca poin berikutnya)
- Bahas permasalahan Fikih yang mereka perlukan. Bahasan Islami seperti Fikih Thaharah (bersuci) bisa diberikan karena mereka sudah baligh dan perlu mengetahui hal ini. Adakan simulasi tata cara wudhu yang baik dan jelaskan tentang tata cara thaharah lainnya. Bahasan berikutnya seperti Fikih Sunnah mereka perlukan untuk mendalami permasalahan hidup dengan cara-cara Islami. Mentor wajib untuk mengenalkan mereka pada aturan perbuatan yang syar’i. Tuntunan ini akan mereka pedomani sampai dewasa.
- Ajarkan lagu-lagu Islami yang mengharumkan Islam dan mengobarkan semangat jihad. Bila banyak sekali siswa yang ikut mentoring, Buat mereka bernasyid berkelompok dan menampilkannya di depan yang lain.
7. Pandu diskusi dengan baik
Diskusi problem aktual remaja akan memperkaya pengetahuan siswa dan melatih kepekaan mereka akan problematika umat. Selain itu siswa akan terlatih dalam mengungkapkan pendapat dan pemikirannya. Beri contoh cara-cara yang baik dalam mengungkapkan pendapat, segarkan diskusi yang telalu memanas dengan jokes-jokes, lakukan koreksi atas kesalahan siswa dalam penggunaan kata, dan buat siswa menyimpulkan pengutaraan yang terlalu panjang. Batasi diskusi agar topiknya tidak melebar dan melenceng keluar dari jalur, jaga agar diskusi tetap sesuai alur, cegah atau simpan pertanyaan yang tidak sesuai topik. Terakhir, tutup diskusi dengan kesimpulan bersama lalu berikan tausiyah dari mentor. Tanamkan ketakutan pada 4JJ1, bahwa tiap kata-kata kan jadi saksi perbuatan yang kita lakukan
8. Bangun ikatan emosi dan kedekatan hati dengan siswa
Selain memberikan materi dengan baik, mentor pun harus bisa menjadi kawan dan terkadang-paman atau bibi dari para siswa itu. Perhatikan perilaku, kebiasaan, dan kecenderungan minat tiap siswa. Dengan cara ini mata hati (bashiroh) mentor terlatih hingga bisa memberi perhatian penuh dan mampu memuaskan keingintahun mereka. Jangan pilih kasih. Pastikan setiap siswa mendapatkan kasih sayang yang merata. Tanyakan keadaan siswa yang tidak datang. Terkadang ada diantara remaja yang menjadi mad’u kita memiliki masalah yang pelik. Jangan terpusat hanya pada siswa yang suka bertanya.
9. Jadilah qudwah yang baik untuk mereka
Tindakan lebih banyak bicara ketimbang kata-kata. Ekspresi mentor dalam membicarakan suatu persoalan harus adekwat -tepat dan syar’i-. Mentor harus mencontohkan bagaimana siswa harus bersikap dalam menghadapi suatu persoalan. Jangan campur adukkan antara yang benar dengan yang salah.
Selain cara-cara diatas, masih banyak cara lain yang bisa dikembangkan mentor yang belum tertulis disini. Mentor bisa saling berbagi pengalaman dan bekerjasama. Selamat berkreasi, semoga tulisan ini bisa sedikit menstimulasi kreativitas para pementor. Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.

1 Comments:

At 8:57 AM, Anonymous Anonymous said...

teh.. izin share ya. nuhun. makasih. syukron

 

Post a Comment

<< Home