Monday, November 01, 2004

Membuat tulisan yang berdaya guna

Tidak ada orang yang menginginkan tindakannya berujung pada kesia-siaan. Semua menginginkan agar bisa melakukan satu tindakan yang tepat, progresif, terarah dan terencana tanpa ada satupun pihak yang menjadi korban (kecuali sang penjahat, mungkin) dan dengan usaha yang teliti hingga tidak ada sumber daya yang tersia-siakan. Demikian juga halnya dengan menulis.
Tidak perlu menghamburkan ribuan kata bila maksud bisa tersampaikan dengan satu dua kalimat. Dan tidak perlu juga memeras otak dan waktu orang lain dengan penuturan implisit yang misterius, bila suatu hal bisa dijelaskan secara gamblang, dan terpaparkan setiap sisinya, agar masalah bisa ditemukan dan diselesaikan.
Bagaimana agar tulisan kita berdaya guna? Bagaimana agar tulisan kita bisa menjadi acuan suatu pengambilan keputusan penting? Bagaimana agar tulisan yang kita buat tidak menyesatkan atau mendatangkan fitnah? Mohon untuk setiap pembaca tulisan ini memberikan kritik agar bisa kita sama-sama belajar menulis hal yang berguna.
1. melakukan perenungan sebelum mulai menulis
Hal ini menjadikan aliran tulisan kita berasal dari hati yang bersih dan pikiran yang murni, bukan dari emosi yang tersulut atau logika yang terbelit. Dan ini berlaku untuk tulisan apapun. Tentang wacana sosial, perilaku keseharian, atau diri sendiri.

2. melihat masalah secara meta kognisi
Tema apapun yang kita tulis, pasti merupakan bagian tersendiri dalam peta logika kita. Ambil jarak dan menjauh dari masalah itu agar kita bisa melihat setiap sisi dari tema yang kita ambil dengan menyeluruh dan teliti. Tetap tempatkan prasangka baik diatas semua penilaian. Bila kita menemukan kesalahan, usahakan agar itu menjadi titik balik yang baik bagi pembuatnya, untuk kemudian siapapun yang menjadi obyek tulisan kita bisa menyadari kesalahannya dan selanjutnya bisa memulai dengan cara yang benar. Kita akan menemukan masalah itu terurai dengan sendirinya menjadi pilahan-pilahan yang mudah diatur dan ditempatkan kembali ke wilayah logika yang semestinya. Kemudian, akan tergambar dalam visualisasi kita, titik bahaya, masa depan yang dapat terjadi, dan peluang-peluang pencegahannya. Jadi, sama sekali tidak ada kekuatan magis atau apapun yang diperlukan untuk membuat tulisan kita berguna.

3. berani menembus batasan kognisi dan merambah wilayah pemahaman baru
Tema yang kita ambil memiliki wilayah bahasanya tersendiri, karena itu, sebelum menulis, tembus batasan kognisi dalam tema-tema atau masalah yang kita lihat dan kita pikirkan dan kita amati, dengan melampaui batasan konteks, waktu dan kesempatan. Lihat dengan melampaui realita, masalah apapun yang kita hadapi.

Ketiga hal diatas adalah hal yang harus kita lakukan dalam merumuskan niat untuk menulis. Prinsip yang harus diambil adalah apapun yang kita tulis harus menjunjung tinggi kebenaran, mengedepankan prinsip-prinsip kebaikan, mengusung asas manfaat, dan memastikan tulisan kita tidak membahayakan siapapun kecuali sang pembuat bahaya.

Selanjutnya adalah, mulai menulis.
Setelah kita menemukan niatan yang tepat, tulisan kita akan terarah dengan sendirinya
4. memilih pembahasaan yang paling tepat
Setiap tulisan yang kita buat harus kita coba kemukakan sebaik-baiknya. Kita menyadari bahwa tulisan kita akan menjadi bahan konsumsi banyak kalangan, oleh sebab itu kita haruslah mencoba membuat tulisan itu bisa dipahami dengan logika termudah, tapi juga bisa menggelitik wacana sensitif dengan tingkat akurasi yang cukup tajam hingga walaupun singkat dan sederhana, kesadaran yang didapatkan pembaca dari tulisan kita bisa menstimulasinya untuk berbuat suatu kebaikan, bisa memotivasinya untuk melakukan perubahan yang mendasar, dan bisa menguatkannya untuk menghadapi tantangan yang perih dan berat apapun.

5. berhati-hati dengan judul
penulis pernah mendapat banjir serangan balik yang bertubi-tubi karena menulis dalam keadaan emosi dan menggunakan judul yang kontroversial. Semoga kejadian itu tidak terulang lagi. Judul merupakan kesan pertama yang didapat seseorang dari sebuah tulisan. Kita bisa bicara ngalor ngidul tanpa tujuan dan tetap yakin pembaca akan mengerti pesannya, asal bisa menempatkan judul yang tepat. Tapi judul yang terlalu berat juga hanya akan membebani tiap kalimat dalam penuturan bila kita tidak bisa menguraikan maksud yang ada dalam judul tersebut. Ukur kebutuhan dan teliti dalam pemilihan kata, tentukan berapa tingkat efek yang diinginkan untuk menjadikan tulisan kita cukup mengena dan tidak salah sasaran.

6. kendalikan ide yang mengalir
Jangan sampai kebanjiran ide terjadi dalam satu tulisan dan saling menimpa dan mematikan. Pahami bahwa dalam usaha untuk memahami, ada koridor logika yang harus dilalui. Perhatikan bahwa tiap koridor tersebut akan berbeda dalam kelompok atau latar belakang pemikiran tertentu, dan hal yang harus kita lakukan selanjutnya adalah meminimalisir kebingungan dan menjelaskan masalah. Jangan sampai karena kesalahan penuturan, ide tersebut mengalir pada koridor yang salah dan akhirnya terjadi salah paham. Kadang ada yang menelan ide kita bulat-bulat, karena itu, beri kesempatan dalam tulisan kita untuk ruang logika dan pertimbangan pembaca, jangan memberi bobot yang terlalu ringan bila kita mengetahui kemampuan sasaran dari tulisan kita. Bila kita hendak menyasar bahaya, pastikan ancaman yang ada, kita tulis dengan mengedepankan fakta, kemukakan angka-angka, dan bukti dari bahaya tersebut. Dan beri juga banyak ide tentang bagaimana kebaikan bisa diretas dan dilaksanakan dengan mudah, dengan sederhana.

7. jangan terbawa arus
Saat menulis, ide akan melompat-lompat dan saling berteriak minta didengar. Tetaplah fokus pada tujuan penulisan kita, pada niatan awal dan pada gambaran kasus yang terjadi. Atau, bila itu adalah suatu hal yang langka dan bagus, tuliskan semua ide tersebut setiap muncul, dan lakukan pengeditan dengan ultra teliti untuk memilah urutan ide, mengetahui kelompok ide tersebut, dan menempatkan ide-ide tersebut sesuai urutannya, agar gagasan yang kita miliki semakin kaya dan tulisan kita bisa menjadi lebih bermakna.

To be continue (kalau sempat)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home