Islam dan Hak Asasi Manusia
(DR. Taufiq Yusuf Al Wa’iy, 2003 Hal. 55-69)
Islam adalah ajaran pertama yang mangakui hak asasi manusia di tengah kegelapan dan perbudakan dunia. Islam menjadikan itu sebagai prinsip nilai akidah, yang ia memuliakan manusia dan memberikan kepadanya kebebasan dan kemuliaan hidup. Maka ia pun menghormati darah, harga diri, dan harta bendanya. Ia tidak memaksa orang untuk beragama atau berkeyakinan apapun, namun sekedar menuntun. Ia menghargai pilihan, pikiran dan pengetahuannya.
Meskipun Islam tidak menetapkan piagam secara khusus tentang hak-hak asasi manusia, namun Al Quranul Karim dan Sunah Nabawiyah memberikan fokus terhadap hak-hak asasi, yang di kalangan umat lain telah dihancurkan. Teks-teks dalil yang membicarakan hal ini hampir tidak bisa dihitung karena sangat banyak. Sekedar contoh, kami mengemukakan sebagian di antaranya :
1. ada sekitar 40 ayat dalam Al Qur’an yang membicarakan masalah ikrah (pemaksaan) dan karahiyah (kebencian). Dari empat puluh itu, lebih dari sepuluh ayat melarang pemaksaan, untuk menjamin kemerdekaan berpikir dan berakidah, atau kemerdekaan jiwa.
2. Islam memberikan jaminan keadilan dan memerangi kezaliman.
Tentang ini tidak ada perbedaan antara lelaki dan perempuan, antara Islam dan non Islam, juga antara yang kecil dan yang besar. Cukuplah bahwa al Qur’an menyebutkan perilaku kezaliman dan orang-orang zalim di sekitar 320 ayat. Perintah menegakkan keadilan ada dalam 54 ayat. “Keadilan” dalam ke-54 ayat ini diungkapkan dengan berbagai kata : al ‘adl, al qisth, dan al qishthas.
3. Islam memerintahkan umatnya untuk memelihara kehidupan sekaligus memenuhi segala faktor yang dapat menopang kehidupan itu.
Al Qur’an menyebut sekitar 80 ayat tentang kehidupan dan 70 ayat tentang peperangan dan pembunuhan. Salah satunya adalah :
“Oleh karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya (Al Ma’idah, 32).
4. Ayat yang berbicara tentang kreasi atau penciptaan, serta berbicara tentang kesetaraan dalam penciptaan, sebanyak 150 ayat. Di antaranya adalah :
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu (Al Hujurat: 13)
Rasulullah SAW bersabda, “Manusia itu setara, laksana kesetaraan gigi-gigi sisir”.
5. Di haji Wada’, Rasulullah SAW menegaskan hakikat hak-hak ini. Beliau bersabda,
“Sesungguhnya darah, harta kekayaan, dan harga diri kalian adalah terhormat, sebagaimana terhormatnya hari kalian ini, di negeri kalian dan di bulan ini.”
Lalu beliau memerintahkan para pemimpin untuk menyuruh keluarga dan karib kerabatnya untuk memiliki komitmen terhadap hak-hak dan kewajiban sebelum memerintahkan orang lain. Di antara perkataan beliau adalah, “Sesungguhnya setiap riba itu harus dihapuskan, akan tetapi bagi kalian adalah modal kalian, janganlah kalian menzalimi dan jangan pula dizalimi. Riba yang paling awal aku hapuskan adalah riba Abbas bin Abdul Muthalib. Setiap darah di jalan jahiliyah dihapuskan. Dan darah pertama yang aku hapuskan adalah darah Ibnu Rabi’ah Al Harits bin Abdul Muthalib”
6. Kesetaraan antarmanusia merupakan bagian integral dari konsep keadilan Islam.
Allah SWT berfirman,
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (An Nisa’: 1).
Dengan demikian, seluruh manusia setara adanya. Tidak ada keistimewaan apa pun bagi sebagian atas sebagian yang lain. lelaki tidak istimewa karena kelelakiannya. Perempuan juga tidak istimewa karena kepermpuanannya. Demikian juga perbedaan warna kulit, ras, bangsa, kekayaan, dan sederet atribut lainnya, tidak menyebabkan keistimewaan pada seseorang, kecuali karena ketakwaannya.
Rasulullah SAW bersabda,
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu, tidak ada keistimewaan bagi orang Arab atas orang ajam, tidak ada keistimewaan bagi orang ajam atas orang Arab, tidak ada keistimewaan atas kulit merah, tidak ada keistimewaan bagi orang kulit merah atas kulit hitam, kecuali karena ketakwaannya. Sesungguhnya, orang yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa.”
0 Comments:
Post a Comment
<< Home