Thursday, December 16, 2004

Kekuatan Kalimat Syahadat

Bouncing the pace, keeping the limit; dinamizing the societies!
With the Power of Syahadatain unites

Menghadapi keprofesionalan musuh, tak ada yang bisa kita lakukan kecuacuali mengeluarkan apa yang terbaik dari diri kita. Karena apa yang ada pada diri kita itu adalah untuk pengabdian besar itu. untuk Allah dan keagungannNya.
Kaum Muslimin seringkali tidak menyadari kekuatan yang mereka miliki dalam diri mereka. Padahal semua keagungan itu telah kita rengkuh hanya dengan mengucapkan syahadat itu. dan kekuatan itu, terbukanya peluang bagi tiap manusia, untuk menjadi khalifah di atas bumi itu, adalah kemestian.
Dengan syahadat, manusia menjadi mulia. Kita bisa bicara banyak tentang banyak hal. Tapi kesaksian yang sebenarnya terkadang baru bermula saat pembuktian. Saat kita menghadapi hal besar seperti kesatuan musuh, dan bukan kesatuan kita yang makin solid.

Kekuatan syahadat, haruslah diwujudkan secara bersama-sama, harus dengan setiap pelafalnya, saling berkasih sayang (raufurn rahim) diantara mereka, dan bersikap tegas terhadap orang kafir yang menghinakan Allah SWT dengan kata-kata dan perbuatn mereka. dan menghinakan keberadaan saudara kita sesama Muslim, yang bahkan tidak melakukan suatu tindakan zalim apapun.

Genosida atau pembunuhan massal terhadap kaum muslimin telah terjadi di berbagai penjuru dunia. dan kita tidak ingin hal sedemikian masih tetap dilakukan diatas bumi ini. Tidak oleh siapapun! Tidak oleh negara manapun!

Siapa yang mungkin bisa melupakan kepedihan kita atas apa yang terjadi di Bosnia, Afghan, Irak, Cechnya, Palestina, dan yang paling pedih yang tak juga bersedia kita akui : di negeri kita yang kita cintai ini. Ya, itu terjadi. Tapi kita harus menahan diri kita dari berpecah belah atau diadu domba. Kita tidak ingin luka yang masih mengaga itu, dimanfaatkan musuh Islam untuk mengoyak negeri kita tercinta ini. Kita tidak ingin ada dari luka serupa itu, membuat kita melakukan tindakan membabi buta.

Keagungan dan kemuliaan ada dalam kalimat Allah SWT, yang meninggikan kedudukan Muslim di atas dunia dan seisinya. Karena itu, kita harus bersikap dewasa dan mencoba menyelesaikan konflik internal tersebut tanpa menyakiti siapapun. Bahkan pada umat lain karena kita tidak bicara tentang darah, tapi nilai kemanusiaan.

Nilai kemanusiaan itu, manusia di atas keberadaan dirinya di dunia; berada untuk menjadi pemakmur bumi. Allah mengagungkan manusia di atas esemua makhluk lain adalah untuk menebarkan keselamatan di atas dunia. untuk itu, Islam diturunkan. Untuk menyelamatkan manusia dari kezaliman manusia lainnya.

Kekuatan kalimat syahadat itu berasal dari pernyataan kebebasan tersebut. Bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Sementara banyak manusia yang tidak menempatkan syahadat di dalam hatinya, hanya melandaskan semua hal pada hitungan materi, kalkulasi sosial, atau berbagai analisa lainnya. Sementara mereka yang memiliki kekuatan syahadat ini, hanya melandaskan kekuatannya itu pada Allah SWT semata. Tidak ada lagi awal, tujuan, atau kekuatan yang dijadikan tempat bergantung, selain Allah SWT.

Berkat syahadat inilah, satu umat muslim kemudian menjadi sangat kuat. Kita tidak bisa dibeli, ditawar, oleh kekuatan manapun, karen kita telah menjual diri kita dan jiwa kita hanya kepada Allah SWT. kita juga tidak memiliki tujuan selain RidhaNya itu, sehingga kebersatuan kita kemudian adalah karena Allah SWT semata, sehingga tidak terbeli oleh bujuk rayu atau tawaran yang bersifat materi atau sosial. berkat semua itu, segala apa yang ada di dalamnya menjadi bersih. Apa yang ada di dalamnya menjadi terbebas dari berbagai penyimpangan tujuan yang mungkin terjadi itu.

Allah SWT kemudian mengutus untuk kita, rasulNya, yang menurunkan petunjuk kepada seluruh umat manusia di dunia sampai akhir zaman. Barisan penegak risalah ini kemudian meneruskan keteladanan yang turun melalui Nabi Muhammad SAW, untuk ditebarkan ke seluruh penjuru bumi.

Terbayang betapa sangat indah, bila para pelafal syahadat di seluruh dunia, bersatu. Menegakkan bersama syahadat itu, di atas bumi setelah sebelumnya telah tegak di atas hati masing-masing dari kita. . Menegakkan syahadat, dalam perilaku kita, tutur kata kita, keseharian kita, amalan kita, langkah bersama kita, untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin bagi seluruh umat manusia di dunia.

Terbayang betapa sangat menyejukkan, bila keadaan seperti itu benar-benar terjadi. Dan kita, bisa mewujudkan itu. kita bisa mengupayakan kebersatuan umat itu, menjadi nyata, dari manusia atas manusia. Saling bersaudara, saling membantu dan mendukung melakukan amal bersama. Bersama seluruh umat manusia. Bersatu dalam ketundukan kepada Allah SWT.

2 Comments:

At 9:56 PM, Anonymous Anonymous said...

bagaimana hukum kita yang muslim dari orang tua, yang belum mengucapkan syhadat sebagai masuk Islam, apakaha bisa dianggap Islam atau bagaimana? ada yang tahu?

 
At 2:00 AM, Blogger Gina Al ilmi Santoso said...

syahadat untuk yang muslim dari keturunan tidak dituntut. selama anda menganggap diri sebagai muslim, apalagi bila anda melaksanakan ibadah islam.
keberagamaan anda terletak pada keyakinan yang anda miliki..
semoga jawaban ini bisa meredakan keresahanmu ya..

 

Post a Comment

<< Home