Thursday, July 28, 2011

salah mengajarkan jihad; mematikan generasi. ajarkan mereka untuk hidup, bukan untuk mati!

jangan biarkan mereka menjadi pembunuh berikutnya.. mereka tak rela!

saya sadar tulisan ini akan membuat banyak warga fesbuk di frenlist saya, yang beberapa bergaris keras, akan kegerahan dan malah mungkin marah, seperti yang pernah diluapkan di fesbuk ini, tapi lalu saya hapus demi melindungi orang itu dari mempermalukan dirinya sendiri di page saya.

tapi apa yang saya hendak tuliskan ini teramat penting, karena menyangkut masa depan sebuah bangsa, yang (bukan katanya, tapi memang) terletak di tangan generasi mudanya.

saya sungguh terperanjat sewaktu mengisi training di sebuah SMP, beberapa waktu yang lalu. Seperti biasa, saya memberi training motivasi remaja dengan materi Bikin Life Planning. Pada saat mereka diajarkan untuk mengembangkan daya rencana mereka hingga ke waktu hidup yang paling tua, saya terkejut dengan sebuah jawaban; mati. Nah lo.. kan masih ada masa lanjut usia, kenapa mereka mengharap mati? mengapa setelah dewasa, apa yang ada di pikiran mereka adalah mati? bukan hidup sukses? apakah hidup tidak ada artinya di kepala mereka?

ya, mereka siswa dari sebuah sekolah islam. ya, mereka masih remaja. tapi tidak, mereka tidak punya rencana hidup. ternyata itulah efek buruk dari mengajarkan jihad. remaja yang ingin mati.

bisa terbayang seperti apa negeri ini nantinya, bila remajanya begitu ingin mati?
negeri yang amat porak poranda dan hancur,
negeri tanpa cita-cita
negeri tanpa kemuliaan

dan itu berasal dari pemaknaan yang salah terhadap sebuah hadits yang sebenarnya amat lurus, tapi kemudian salah dipahami oleh sebagian kaum muslim; isy kariman aumut syahidan. hidup mulia atau mati syahid.

kawan, sahabat, mari kita telaah hadits tersebut.

mengapa hidup mulia dikatakan lebih awal dari mati syahid?

mengapa bunyi hadits itu bukan ; mati syahid atau hidup mulia?

karena memang bukan itu yang diinginkan Allah SWT

Sang Pemilik Kehidupan menginginkan kita untuk HIDUP MULIA

itu saja

bila tak sanggup hidup mulia

ke laut aja deh sana (alias mati syahid)

itu maksudnya pak, bu, mas, mba, teteh, aa, yang tengah mengajarkan jihad pada siapapun.. saya meminta kalian mengintrospeksi metode dakwah yang dilakukan. bila tidak; remaja kita akan hancur, sama seperti tubuh Dani Dwi Permana, siswa SMA di Bogor (kota tempat saya tinggal) yang menjadi pelaku bom marriot. bagi saya Dani Dwi Permana adalah seorang pembunuh berdarah dingin yang dimatikan kemanusiaannya dengan doktrin-doktrin jihad yang salah.

mengapa ini begitu penting?

karena sosok remaja yang menginginkan mati itu, adalah sosok remaja-remaja yang memiliki akhlak yang baik, pengetahuan yang tinggi, dan hubungan yang baik dengan orang lain.

apa yang terjadi bila mereka mati? (atau dimatikan cita-citanya dengan berbagai cara)

maka yang akan berjaya adalah; generasi rusak yang tidak tersentuh dakwah..

relakah bila dunia ini diserahkan pada mereka yang tidak pernah tahu apapun isi quran, hanya karena mereka yang mengenal satu dua ayat saja lalu ingin mati syahid?

konon Dani Dwi Permana dan kawannya direkrut hingga mampu membunuh (ratusan korban jiwa) di hotel marriot itu, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. dan tangis ayahnya yang berada di penjara paledang bogor begitu menyayat hati saat mengetahui anaknya sanggup menjadi pembunuh massal dengan cara meledakkan dirinya itu.



untuk anda yang masih mendukung juga perjuangan dengan metode bom itu, saya ingin tanya pada anda; sudah pernahkah anda merasakan ledakan bom?

itu saja. ledakkan saja diri anda sendiri dulu di tempat sepi. bila masih hidup baru kami percaya anda benar. atau bom nya yang gagal. kalau mau bunuh diri, lakukan sendiri, di tempat sepi, gak usah riya deh. bukankah riya juga berujung di neraka?

tapi jangan meledakkan diri di keramaian. dengan alasan kebencian. karena itu hanya akan mendatangkan korban, dan kebencian yang lebih besar lagi.

tahukah anda berapa besar kehancuran yang terjadi di afghanistan, irak, dan palestina, hanya karena sampai sekarang kaum muslimin salah memposisikan dakwahnya?

saya pernah diberi materi tentang penggunaan senjata dalam perjuangan, oleh pemateri saya yang berasal dari sebuah partai dakwah, dan saya satu lingkaran dengan adik dari presiden partai itu. jadi saya tahu betul bahwa itu memang diajarkan. bahwa itu mungkin kesalahan karena salah membeli buku, saya tidak tahu. yang jelas saya pernah diberi materi itu. dan hingga sekarang saya malas sekali datang atau bersentuhan dengan partai itu.

saya pernah merasakan ledakan bom. karena saya pernah bekerja sebagai konsultan di sebuah pabrik pembuat bahan peledak di suatu kota di jawa barat. ya. indonesia bukan negara lemah. indonesia punya tidak kurang dari 7 pabrik bahan peledak. dan hitungan produksinya mencapai hitungan ton bahan kimia yang diekspor dari afrika per bulannya. disana peledakan sisa-sisa bahan peledak yang tidak terpakai, yang tidak lolos uji, yang gagal produksi, dilakukan, dan saya bersama sahabat saya (sama-sama perempuan) merasakan langsung getaran bumi yang ditimbulkan dari ledakan bom tersebut.
sungguh bukan hal yang mudah terlupakan. tubuh saya tak henti mengigil begitu mengingat kenangan tersebut. bom bukan mainan anak SMA seperti Dani Dwi Permana.



mengapa tidak mengajarkan untuk hidup syahid?

mengapa tidak mengajarkan untuk meraih kesuksesan mulia?

mengapa masih juga mengajarkan mati?


pak guru yang dituding oleh guru-guru yang lain dari sekolah itu sebagai penyulut api semangat kematian itu, begitu merah padam mukanya. baru menyadari betapa parah kesalahan yang dilakukannya. bisakah anda tahan menyaksikan siswa atau anak anda, mengaku ingin mati? di depan anda? kecuali bila anda pembunuh berdarah dingin.. yang membuat saya makin menggigil membayangkannya..


sementara di kampus saya, di psikologi ui, intel-intel bersliweran membawa serta berbagai persiapan dengan meminta psikolog sosial membuat rancangan acara untuk penyadaran para teroris, mereka menyebutnya program deradikalisasi terorisme.


sadarkah anda para orangtua, dan para guru, bahwa bahaya salah jihad ini ada di depan mata anda?

lebih baik anda yang mati, daripada anda menyuruh anak anda mati. lebih baik anda yang mati daripada anda mengajarkan murid anda untuk mati.

walaupun dengan embel-embel yang lain, apakah itu mati konyol atau mati sial, mati tetap mati.

dan sekali seseorang itu mati, anda tak bisa menghidupkannya lagi.


untuk anda yang masih mendukung jihad dengan bom. saya mau katakan langsung di muka anda;

jangan anda sudi hidup dan makan dari pembunuhan yang dilakukan oleh orang lain.

jangan berani-beraninya anda makan dari uang hasil pembunuhan massal.

saya tahu itu ada. saya sendiri menghadapi orang yang memberi materi tentang itu. dan saya sendiri berhadapan dengan golongan yang menganggap Dani Dwi Permana sebagai orang mulia. padahal bagi saya dia tak lebih dari pembunuh massal berdarah dingin dengan tanpa otak.

bila anda golongan yang tidak sanggup hidup bersama orang lain, dan begitu mengucilkan diri, jangan sebarkan dakwah anda, jangan rekrut orang lain siapapun. pindah saja ke pulau terpencil dan beranak pinak disana sampai anda mati. tapi jangan bunuh siapapun lagi.


bila anda tidak tahu cara untuk hidup sukses, jangan ajarkan pada orang lain cara untuk mati. jangan harumkan kematian. tahukah anda itulah sebabnya negeri ini begitu ingin dihancurkan Allah dengan berbagai gempa? karena itu yang anda semua inginkan bukan? kematian? dan ketika Allah mengabulkan itu, anda malah menuding golongan lain yang salah dan kurang sholeh.

telahkah anda menganggap diri sebagai yang paling benar?

telahkah anda menganggap diri anda lebih mulia?

telahkah anda merelakan diri menjadi golongan pembunuh keji?

TIDAK!

sekali lagi TIDAK!

katakan TIDAK untuk BUNUH DIRI!

BELAJARLAH UNTUK HIDUP MULIA, HIDUP SYAHID.

BILA PUN ANDA TIDAK MATI-MATI JUGA, ANDA HARUS TETAP HIDUP.

DAN JANGAN CARI MATI.



ajarkan anak-anak (didik) anda untuk berprestasi, bukan untuk mati

ajarkan anak-anak (didik) anda untuk hidup sukses, bukan mencari cara membom

ajarkan anak-anak (didik) anda untuk hidup di era globalisasi dan bisa bekerjasama dengan semua orang dari berbagai negara. bukan untuk memancing konflik dengan mereka!

jangan sebarkan kebencian, dalam bentuk apapun.

hentikan pemboman. jangan pernah ada lagi.

Biarlah Tuhan memeluk Mimpi itu untukmu..

seorang saudari sepupuku baru saja bersedih malam ini,

ia tengah merelakan mimpinya yang katanya satu per satu tidak tercapai..

impian seorang mahasiswi; cum laude, lulus 3,5 tahun, de el el..

tapi.. benarkah itu impian yang se-impiannya?

impian sejati bukanlah terletak dalam waktu, atau dalam angka berbilang..

tapi dalam idea

mari belajar merumuskan mimpi..


seorang anak kecil, jangan diberi cara bermimpi yang salah.. karena bila tidak tercapai, konsep dirinya bisa terganggu, dan ia merasa dirinya tidak lagi kompeten,

ajari ia bermimpi,

cari tahu dari dirinya, apa yang paling ia sukai, apa yang ia ingin lakukan setiap hari di masa depannya; dan bukan dalam bentuk pekerjaan tertentu.
- menolong orang? menyembuhkan orang sakit? (dibanding menjadi dokter, yang sedikit peluangnya) ia akan merasa jauh lebih baik dengan dirinya sendiri, merasa lebih percaya diri, dan nantinya, bilapun ia menjadi dokter, ia akan menjadi dokter yang sangat baik, dibanding bila ia salah bermimpi sejak kecil..
- menjadi orang kaya? mencapai kekayaan? (semua orang bisa melakukan ini) caranya adalah dengan berwirausaha. bandingkan dengan seorang anak yang ingin menjadi dokter karena ia ingin menjadi orang kaya. apa jadinya coba?

well, semua ini sebenernya ada di buku ku yang judulnya "bikin life planning; biar hidup asyik kaya makna" tapi kubagi gratis aja deh disini poin-poinnya ya, berhubung buku itu udah menghilang dari gramedia dan gunung agung..

sebelum merumuskan mimpi,

miliki dulu inti kekuatan, apa yang bikin kita bisa selalu bermimpi itu, dan apa yang sebenernya paling ingin kita lakukan setiap hari nantinya dimasa kita dewasa (buat yang udah dewasa, belum terlambat ko)

inti kekuatan itu baterai dalam diri kita, yang terdiri dari unsur-unsur non fisik,

misalnya; persaingan, orang yang suka persaingan bakal ampun-ampunan semanget ga peduli apapun
atau; persahabatan, dengan tujuan persahabatan, apapun bisa dan mungkin dilakukan
atau; idealisme, asalkan bertujuan demi kebenaran, gunung pun rasanya bisa ditembus deh
atau; prestasi, demi umat manusia yang lebih baik, gue rela ga tidur berbulan2 (kata ilmuwan)

nah, banyak kan? sekarang, cari dulu inti kekuatan apa yang ada di diri kamu, yang bikin kamu gak bisa capek kalau inget inti kekuatan ituh.

sekarang, rumuskan visi

seumur hidup kamu di dunia, pengen bikin lukisan kehidupan yang kayak gimana? nah itulah visi.
gak semua orang berhasil punya visi hidup. washington, dengan kejujurannya, berhasil jadi founding father amerika. disney, dengan semangat keindahannya, berhasil bikin dunia mainannya hidup. einstein, dengan kejeniusannya, berhasil bikin dunia yang lebih baik dengan penemuan2nya.. sidharta gautama, berhasil bikin aliran pergerakan sosial yang bikin dunia jadi lebih baik dengan bodhisatwa nya..

kamu sendiri, visi hidup kamu itu apa? adakah lukisan kehidupan yang kamu inginkan terwujud? nah, cobalah jadikan kenyataan. satu hal ya.. kamu mungkin cuma satu orang, tapi sadar ga? orang itu tuh ya kamu. kalau kamu bisa mikirin tuh satu hal hebat itu di pikiran kamu, berarti hal itu mungkin dan mampu kamu capai. "Anything your mind can conceive, it can achieve" begitu katanya..(lupa kt sapa)

kamu udah punya inti kekuatan, udah punya visi, (ini bisa dibolak balik kok) kalau di buku itu, saya dahulukan visi baru setelah itu inti kekuatan.

ah, lupa, ada singkatannya nih gals, brur..

VITRAH
Visi pribadi
Inti kekuatan
Tahapan
Rencana
Analisa resiko
Hidup progresif

gampang kan? setelah punya visi pribadi, kamu punya gambaran cita-cita dalam hidup,

lalu, cari inti kekuatan dalam diri kamu

lalu buat tahapan untuk mencapainya (kecil ngapain, remaja ngapain, dewasa ngapain, tua ngapain, de el el, ) pake tahapan per lima tahunan minimal

lalu, buat rencana dalam tiap tahapan itu. pake plan a, b, c yah, dan rencana ini kudu spesifik misalnya tiap hari belajar berapa jam sehari de el el

lalu setelah itu, analisa deh resiko apa yang mungkin timbul. kurang dana? banyak saingan? biaya nambah? banyak deh.. dalam bagian analisa resiko ini kamu juga harus masukin cara, atau paling ga cari cara buat ngatasin masalah yang timbul ituh.

lalu, hidup progresif deh.. hidup beberapa langkah dari saat ini.
ini saya terapkan pada diri saya, misalnya saya bercita-cita menerbitkan 30 buku sebelum usia 30 tahun. saya cuman mimpi ajah, tapi ternyata.. sim salabim.. tahun kemarin sampe 19 buku, dan tahun ini nambah 8 buku lagi. belum lagi yang lain.. dan saya masih punya satu tahun lagi sebelum saya 30 tahun.

ngapain 30 buku? gini maksudnya, buku itu adalah tabungan ide saya, saya gak boleh kehabisan bahan bakar dan ide untuk terus menerus berprestasi selama saya di masa dewasa kan? makanya sebelum nikah, sebelum punya anak, saya harus bikin sebanyak2nya buku biar nanti buku2 itu bisa jadi ladang saya cari duit seterusnya, gitu brur..

20011, juli 27; buku saya mencapai 34 buku. alhamdulillah :) semua atas bantuan Allahu SWT..

nah.. begitu lah cara bermimpi..

bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi itu, dan menyimpannya untukmu..